Langsung ke konten utama

Koran Akan Tetap Ada dan Berlipat Ganda



Pagi itu bapak saya senang banget. Abis pinjem koran dari teman dekatnya. Koran Top Skor. Koran yang cukup hits untuk penyuka bola. Pagi itu bapak saya pinjam ke temannya. Padahal temanya belum baca. Nakal emang tuh bapak-bapak

Ada alasan kenapa bapak saya ngebet pengen baca koran. Sebab malemnya ada Liverpool vs Chelsea. Ya, walau bapak gak segila bola kaya dulu-dulu. Tapi, asupan nutrisi tentang si kulit bundar ini mesti tetap terpenuhi. Ya, seengganya ga ketinggalan jaman banget.
Ini yang membuat saya jadi pengen nulis soal koran. Buat bapa saya yang usianya udah meninjak 60 tahun. Asupan berita dia ya dari tv kalau gak koran. Gak mungkin smartohone. Lah wong ngetik SMS aja gak pake spasi. So itu artinya koran walaupun sudah dibilang masuk masa senja. Tetap punya pasar

Kemarin saya baca kalau salah satu pekerjaan yang akan punah adalah wartawan media cetak dan loper koran. Betul juga sih di era yang serbag digital ini. Koran udah mulai tergeser sama HP. Dikit-dikit baca Line Today, dikit-dikit baca detik dot com. Dikit-dikit baca mojok. Pokonya hp adalah benda yang sakral. Benda paling penting dijaman mutakhir.
Tapi, sepintar-pintarnya HP. Tetap saja tak bisa gantikan posisi koran. Gini, pertama koran di Indonesia tidak hana berfungsi sebagai rujukan bacaan. Lebih dari itu. Koran ini multifungsi banget. Bener kan?

Apa jadinya kalau semua media cetak gulung tikar. Bagaimana nasib tukang gorengan? mau pakai apa mereka bungkus jualannya itu? pakai hp? gak bisa lah! Secanggih-canggihnya kamu mesen gorengan pakai aplikasi di smartphone ke ojek online. Tetap aja itu gorengan dibungkus pakai koran bukan pakai aplikasi. Toh sampai saat ini startup-startup kurir begitu kan masih mementingkan packaging aplikasi, kecepatan layanan atau harga murah. Masalah bungkus membungkus tetap serahkan ke tukang jualan

Itu yang pertama. Yang kedua,  koran juga punya fungsi vital untuk menutupi sementara korban kecelakaan. Bayangkan kalau koran punah! itu korban mau ditutup pake apa? daun pisang. Ingat itu manusia bukan lontong

So dibalik segala macam kemunduran dari teknologi. Kita harus akui kalau kita butuh koran. Memang bukan untuk beritanya, tapi fungsi kertasnya. Eits tapi, buat orang-orang seperti bapak saya yang gaptek tingkat akhir. Koran adalah referensi paling penting. Tanpa koran dia akan ketinggalan jaman.


Karena itulah atas segala kerendahan hati saya mesti bilang jika koran akan tetap ada dan berlipat ganda 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kala Pianis Asal Garut Harumkan Nama Indonesia di Kompetisi Dunia

Ada sekitar 2000 lampu bergelantung yang mengilat asal Austria, marmer-marmer kokoh pemberian Italia, cermin jumbo kualitas terbaik dari Belgia, pohon dedalu yang rimbun hibahan Kerajaan Britania Raya dan tentunya bangunan megah khas negeri adidaya. Disebuah bangunan kesenian bersejarah paling prestisius di Amerika Serikat itu, seorang pria kelahiran Garut melangkah, dengan setelan jas rapih dan rambut klimis, dia berhasil masuk dengan tepuk tangan yang riuh dan keluar dengan membuat seisi bangunan terpukau. Siapa dia sebenarnya? Barangkali bagi mereka yang menggemari dunia kesenian, akan sangat memimpikan tampil di John F Kennedy Center. Sebuah simbol kesenian masyarakat Amerika yang dibangun tepat di jantung negara, Washington DC. Setiap hari, kegiatan berkesian digaungkan disana. Ada banyak musisi yang tampil dan ada lebih banyak penonton yang melihat. Dari banyak musisi yang berhasil tampil disana. Barangkali Kasyfi Kalyasyena adalah musisi pertama asal Indonesia yang...

Saat Tayangan Bola Hilang, Mimpi Menjadi Pesepak Bola Ikut Melayang?

Ada satu hal yang membuat Jepang begitu superior dalam hal Sepak Bola setidknya di Kawasan Asia. Negara Matahari terbit itu selalu jadi langganan piala dunia bahkan selalu menjadi tim favorit tiap gelaran piala asia dilangsungkan. Selain itu bersama Korea Selatan, Jepang menjadi salah satu negara dari asia paling tinggi peringkatnya di FIFA Jepang melakukan pembibitan pemain muda dengan matang. Tak hanya membuat kompetisi dan terus mencari bakat-bakat terbaik kepelosok negeri. Jepang juga merangsang pola pikir anak-anak disana untuk mencintai Sepak Bola menggunakan anime berjudul Kapten Tsubatsa. Sedikit banyak anak-anak di Jepang menjadi ingin seperti Tsubatsa. berkeliling dunia menjadi pemain bintang asal jepang pertama yang menjuarai sejumlah gelar di benua biru Bahkan, bukan hanya anak-anak jepang saja. Anime ini juga di putar dibanyak negara. Indonesia adalah salah satunya. Dan tentu bagi anak tahun 90an menonton anime kapten tsubatsa adalah memupuk mimpi untuk jadi...

Bukan Cuma Narkoba, Ternyata Gula Juga Bisa Bikin Sakaw!

Selama ini kita ‘kecanduan’ biasanya selalu berkaitan dengan sesuatu yang negatif. Kata kecanduan erat kaitanya dengan kata bernilai minus lain seperti ‘kecanduan narkoba’ atau ‘kecanduan rokok’ padahal apapun yang membuat kita senang dan membuat kita melakukanya berkali-kali juga patut disebut kecanduan. Termasuk mengonsumsi gula Yap. Siapa yang tidak suka gula? banyak sekali makanan yang menyisikan oemanis alami ini sebagai bahan dasarnya. Apalagi kalau sudah masuk ke ranah cemilan atau kue-kue-an. Penggunaan gula sudah saklek dan tidak bisa ditawar lagi. Tak banyak yang bisa dilakukan pedang kue tanpa gula. Maka berterimakasilhla kita semua pada petani tebu dan para petani bahan dasar gula lainnya Faktanya seseorang terpikat melakukan sesuatu dan mengulanginya terus menerus oleh sebab dirinya bahagia meklakukannya . Begini, dalam otak manusia ada yang disebut dengan sistem imbalan atau orang-orang pintar menyebutnya dengan dopamin mesolimbik. Nah, saat diri kita merasa pe...