Ada sekitar 2000 lampu
bergelantung yang mengilat asal Austria, marmer-marmer kokoh pemberian Italia,
cermin jumbo kualitas terbaik dari Belgia, pohon dedalu yang rimbun hibahan Kerajaan
Britania Raya dan tentunya bangunan megah khas negeri adidaya. Disebuah bangunan
kesenian bersejarah paling prestisius di Amerika Serikat itu, seorang pria
kelahiran Garut melangkah, dengan setelan jas rapih dan rambut klimis, dia
berhasil masuk dengan tepuk tangan yang riuh dan keluar dengan membuat seisi
bangunan terpukau. Siapa dia sebenarnya?
Barangkali bagi mereka yang
menggemari dunia kesenian, akan sangat memimpikan tampil di John F Kennedy
Center. Sebuah simbol kesenian masyarakat Amerika yang dibangun tepat di
jantung negara, Washington DC. Setiap hari, kegiatan berkesian digaungkan disana.
Ada banyak musisi yang tampil dan ada lebih banyak penonton yang melihat. Dari
banyak musisi yang berhasil tampil disana. Barangkali Kasyfi Kalyasyena adalah
musisi pertama asal Indonesia yang datang untuk unjuk gigi. Usianya masih 17
tahun ketika datang dan menunjukan kebolehannya beramain piano.
Semua berawal dari peruntungannya
mengikuti sebuah kompetisi berskala Internasional yang diadakan oleh Kennedy
Center. Kompetisi tersebut ditujukan untuk mereka yang berkebutuhan khusus
namun memiliki talenta dalam bermusik. Kabar itu didengar oleh Kasyfi, dia yang
memang sudah kecanduan memainkan piano sejak kecil mulai untuk merekam aksi
bermain pianonnya dalam sebuah video. Tak disangka, Video yang dia buat itu
justru berubah menjadi tiket untuknya menampilkan bakatnya dihadapan banyak
orang di Kennedy Center. Singkatnya, Video dia terpilih dari seabreg
musisi-musisi muda lain yang mengirimkan video
dari seluruh dunia. Istimewanya, Kasyfi adalah satu-satunya musisi yang
datang dari luar Amerika. Bagaimana bangga kan?
Jangan buru-buru bangga dulu,
sebab kita belum membahas lebih dari itu. Kasyfi akhirnya benar-benar hadir
disana. Dia adalah orang Indonesia bahkan orang Asia satu-satunya diajang
tersebut. Gugup? jangan ditanya. Semua penampil besar akan tetap gugup ketika hendak
tampil. Tapi, beruntungnya semua bisa dikendalikan. Ketika pembawa acara
memanggil namannya, Kasyfi masuk dengan penuh percaya diri. Ia berdiri didepan
pianonya, lalu membungkuk pada penonton sebagai bentuk hormat. Sedetik
kemudian, tangan-tangan terampilnya mulai menekan tuts-tuts piano. Indah sekali.
Semua orang terpukau. Nyaris tidak ada suara yang keluar dari penonton ketika
musik sudah dimainkan. Semua fokus pada seorang laki-laki muda yang seperti
sudah melupakan gugupnya dibelakang panggung.
Dari gugup menjadi lepas, ketika
dia sudah bisa menguasai kondisi gugupnya, kini Kasyfi tampil layaknya musisi
besar, bermain piano dengan sangat emosional. Sesekali ekspresi wajahnya
menunjukan betapa dia sedang menikmati penampilanya. Kepalanya tak pernah berhenti
menggeleng dan mengangguk mengikuti irama yang dimainkan sendiri. Sampai semua orang tidak sadar jika Kasyfi sudah
berada diatas panggung nyaris 10 menit lamanya. Hingga nada-nada terakhir,
semua khusyu menyaksikan. Dan kemudian, Kasyfi menutup penampilannya. Berdiri
sebentar dan tepukan lebih riuh terdengar. Dia pun membungkuk dan tersenyum.
Barangkali lupa, jika sejak tadi, dirinya bermain didepan banyak orang, di
Amerika dan bukan di kamar tidurnya. Ketenangan dan lepasnya penampilan Kasyfi membuat
dia benar-benar tampil bak musisi hebat.
Kasyfi berjalanan meninggalkan
panggung dengan rasa haru dan bangga. Bisa jadi ini adalah pengalaman paling
luar biasa yang pernah dia dapatkan seumur hidup. Sebuah kesempatan emas
memiliki karir yang baik menanti pemuda kelahiran Garut itu.
Penampilan Kasyfi adalah
penampilan penutup dari lima finalis pemenang lain. Tak lama setelah dia turun
panggung. Kasyfi mesti kembali menaiki panggung megah tersebut untuk menerima
piala penghargaan. Bukan orang sembarangan
yang memberikan penghargaan pada Kasyfi. Dia adalah Melania Trump. Istri dari
Donald Trump Presiden Amerika Serikat. Seorang Ibu Negara. Perempuan yang saat
ini disebut sebagai perempuan nomor 1 di Amerika. Melania naik keatas panggung
dan memberi piala serta mengucapkan selamat.
Mereka, Kasyfi empat pemenang
lainya, Melania Trump dan para petinggi Kennedy Center berfoto bersama,
mengabadikan momen penting untuk
merayakan penampilan orang-orang berbakat yang hadir diacara prestisius
tersebut.
Piala sudah digenggaman,
kebanggaan sudah tertanam bahkan sebelum naik panggung. Tapi, kebahagiaan
Kasyfi belum selesai, selepas acara. Melania Trump menghampiri Kasyfi dan orang
tuanya. Ibu Negara itu yang menghampiri Kasyfi. Untuk apa? Berfoto bersama!
Tentu, hal itu tidak dltolak oleh Kasyfi dan orang tuanya, mereka pun sekali
lagi berswafoto.
Seperti dirilis dalam kompas.com
ayah Kasyfi menuturkan jika Melania sempat memberi pujian atas penampilan
memukau anaknya. Hal yang mungkin tak
akan permah dilupakan
“Saat itu beliau menyampaikan kesan, sangat tersentuh
dan terinspirasi (melihat penampilan Kasyfi) dan berpesan kepada Kasyfi agar
terus belajar, memotivasi, dan mengajari banyak anak-anak lain dengan talenta
yang dimiliki Kasyfi,” ujar Patria ayah Kasyfi menirukan apa yang
disampaikan Ibu Negara Amerika tersebut
Kekurangan Bukan Alasan untuk Berkarya
Kompetisi
yang diikuti oleh Kasyfi adalah International VSA (Very Special Art) International Young Soloist
Competition. Kompetisi
ini sudah berlangsung sejak lama dan konsisten diselenggarakan tiap tahun.
Kompetisi ini adalah kompetisi yang dibuka untuk semua orang muda bertalenta
musik dari seluruh dunia yang memang berkebutuhan khusus. Betul, dibalik
ketampanan dan kerennya Kasyfi, dia memiliki sebuah kekurangan yang tidak
pernah dia anggap sebagai sebuah kesulitan
Sejak
kecil, Kasyfi sudah memiliki masalah pada matanya. Dia mengidap low vision atau tak bisa melihat secara
jauh. Pandangannya terbatas, tapi mimpinya sudah melampui batas. Bagaimana
tidak, mengutip dari wawancaranya bersama Kumparan. Kasyfi bercerita jika semua
yang telah dilakukannya ini bermodal keberanian. Bahkan dia sendiri berpesan
pada generasi muda lain untuk tidak malu menampilkan bakatnya.
“dulu
aku sempet gak berani kalau cover-cover di instagram, takut dinilai wah mainnya
gak gimana-gimana. Tapi ternyata kalau berani selalu ada respon positif. Dan
mesti terus belajar, jangan gampang puas” Kalimat keren barusan dilontarkan
seorang pria yang baru saja punya KTP. Bukan sebatas bualan motivasi, tapi dia
sudah membuktikannya dengan berbagai penghargaan yang pernah dia terima. VSA di
Kennedy center adalah puncaknya
Masih Merindukan Garut
Meski
lahir dan besar di Garut, kini dirinya sudah tidak tinggal disana. Kasyfi dan
orang tuanya menetap di Jakarta. Ayahnya Patria pernah menjadi ASN di
lingkungan Pemerintah Kabupaten garut. Tapi sekarang ditarik untuk bertugas di
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah yang berlokasi di
Jakarta. Meski sudah tidak tinggal di kota dodol. Nyatanya Garut tetap menjadi
kota yang dirindukan oleh Kasyfi. Kepada penulis, murid dari musisi Michaels
Stephen Sulungan bercerita jika Garut memang tempat yang menyenangkan. Tempat
memori kecilnya ditanam dan kini dikenang. Tempat pertama kali orang tuanya
mengajarkan musik kepadanya ketika usia Kasyfi masih 3 tahun.
Garut
juga bisa jadi saksi bagaimana musik akhirnya mendarah daging dalam tubuhnya.
Bahkan di kota ini pula Kasyfi mampu menorehkan tinta emas untuk pertama kali
dalam hidupnya. Saat usianya masih 3 tahun, di Garut, dia berhasil memecahkan
rekor MURI sebagai manusia termuda yang menyanyikan lagu paling banyak.
Mungkin, prestasi sudah jadi jalan hidup bagi pria yang baru saja lulus SMA itu
“Cuma
kalau Garut selalu kangen sama makanan-makanan yang biasa dimakan dulu. Terus (kangen) berenang air panas dicipanas haha” Ujarnya ketika
penulis tanya via DM instagram
Oh
iya belum banyak yang tahu juga jika sebenarnya musisi muda bertalenta ini
adalah cucu dari mantan Sekertaris Daerah Kabupaten Garut Rahmat Sudjana
Artinya
bagi Kasyfi, Garut bukan sekedar sebuah kabupaten. Lebih dari itu, dia adalah
saksi bisu dari pijakan prestasinya. Daerah yang memang dikenal dengan
keramahan orangnya ini akan selalu jadi tempat bagi Kasyfi mengenang permulaan
karirnya.
Hal
ini sangat mungkin menular pada banyak pemuda Garut lainnya yang dikenal
kreatif dalam menelurkan kreatifitas
Mimpinya Belum Selesai
Seperti
yang sudah diucapkan olehnya jika puas
adalah jebakan. Sebab itu, anak asuh Luana Marpanda (Ibunda Isyana Sarasvati) tersebut
belum mau berhenti. Justru, dia baru saja mulai untuk menghadapi rentetan
panjang perjalanan karirnya sebagai seorang musisi. Bercerita pada penulis,
Kasyfi memimpikan hendak menjadi musisi asal Indonesia yang dikenal oleh publik
dunia
“Cita-cita
finalnya sih ya pengen jadi musisi internasional, pengen bisa naikin lagi lebih
tinggi derajat musik tradisional Indonesia dimata dunia” begitu katanya. Warga
Garut patut bangga dengan pernyataan barusan. Sederhanya Kasyfi, hendak bilang
pada dunia jika ada sebuah negara di planet ini yang punya musik tradisional
dengan kualitas yang tidak kalah bersaing dengan musik – musik dari negara lain
Dan
langkah dari perwuudan cita-citanya itu sudah sedang dia rangkai. Kasyfi yang kini
mulai fokus dalam berkarya, sedang giat belajar untuk mendapatkan beasiswa ke
luar negeri. Membangun jaringan
“pengen
terus belajar dan mendalami musik, pengenya sih kuliah musik diluar negeri
untuk membangun network (berteman) didunia international, Cuma harus beasiswa
sih, kalo gak dapet juga gapapa disini juga kuliah musiknya bagus bagus kok”
Ucap pria yang kini juga jago main Sexophone itu
Satu
hal lagi, menurutnya, berkarya bukan sekedar bicara soal kepuasan. Tapi
bagaimana karya yang kita buat bukan sekedar dapat dinikmati, melainkan juga
bisa menginspirasi orang untuk turut bergerak menyelesaikan karyanya. Kasyifi
memulai semua karir kemusikannya dari sana. Berangkat dari membuat seseorang
terinspirasi untuk berkarya adalah sebuah tanggung jawab bagi seorang musisi
“lama-lama
sadar bahwa ternyata bisa menginspirasi orang juga untuk melakukan hal yang
sama, yaitu berkarya”
Mimpi-mimpi
itu harus tetap dijaga oleh Kasyfi atau oleh seluruh anak muda Garut lainya.
Percaya jika kerja keras dalam menggapai impian buahnya akan selalu manis.
Kasyfi, kini tengah fokus untuk menciptakan karyanya sendiri yang bisa dinikmati
orang banyak. Bukan hal mudah memang, tapi percaya jika semua itu akan tercapai
adalah sebuah keharusan
Menutup
tulisan ini, penulis hanya ingin bilang jika cita-cita apapun jika dikejar
dengan sungguh-sungguh pasti akan menenukan jalan. Selama tidak mudah mengeluh,
mengalah pada perasaan putus asa dan mudah puas, cita-cita yang tadinya hanya
harapan akan berganti jadi senyum kebahagiaan
Garut,
tanah ini sudah kadung banyak menghasilkan kebanggaan. Gunung yang masyur,
pantai yang indah, makanan yang lezat semua dianugerahkan tuhan dalam guratan
tanah Garut. Sebuah daerah yang lengkap. Daerah yang menancapkan rindu pada
semua orang yang pernah tinggal atau pergi kesana.
Kini,
Kasyfi kalyasena bisa jadi patokan, sebuah simbol jika garut tak hanya melulu
soal keindahan alam dan kelezatan citarasa kulinernya. Masyarakat Garut, pemuda
Garut adalah potensi lain. sebuah energi baru yang mengemukakan jika dalam
tahun-tahun kedepan, kita akan melihat banyak pemuda-pemuda Garut hari ini akan
bicara banyak pada skala nasional atau bagkan dunia
Kasyfi
Kalyasena sudah memulai. Siapa selanjutnya?
https://i.ytimg.com/vi/mIY5L3bgKFo/maxresdefault.jpg
Inspirasi banget semoga bisa terus berkarya
BalasHapusbetull, semoga banyak anak muda indonesia yang karyanya dilihat dunia
HapusKeren banget! Inspirasi buat yang tua apalagi yang muda...
BalasHapusSalam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!
betull banget mas. Halo juga dari Cirebon si Kota Udang
Hapus