Asian Games 2018. Ajang olahraga empat tahunan terbesar
kedua didunia setelah olimipiade itu akhirnya mampir lagi di Indonesia. Empat
tahun lalu. Basuki Tjahaya Purnama dan Alex Noerdin dua orang dengan jabatan
paling tinggi di Provinsi DKI Jakarta dan Sumatera Selatan berdiri diatas
panggung penutupan Asian Games 2014 di Korea Selatan
Empat tahun sudah berlalu. Kini waktunya tiba. Ketika
tulisan ini dibuat, waktu dibukanya Asian Games ke 18 sudah tinggal 48 jam
lagi. Indonesia sudah sangat bersiap. Jakarta dan Palembang dua kota tuan rumah
utama Asian Games ini sudah begitu bergembira menyambut pesta olahraga paling
ditunggu tahun ini
Semaraknya Asian
Games nan Menyeluruh
Bukan hanya Palembang dan Jakarta yang bersolek untuk
menyambut semaraknya Asian Games 2018. Tapi semua kota. Memang beberapa kota
sekedar memberi dukungan lewat spanduk-spanduk sederhana. Tapi dukungan
tetaplah dukungan. Tidak bisa dan tidak boleh dinafikan. Bahwa penulis sadar
betul segala doa sudah diterbangkan dari masing-masing kota di Indonesia supaya
Asian Games 2018 sukses besar. Semoga.
Hal itu terbukti dari banyaknya peserta writingthon asian
games 2018. Sebuah ajang bagi para blogger dan pelajar untuk membuktikan,
betapa meriahnya Asian Games 2018
dimasing-masing kota. Segala tulisan dari writingthon asian games 2018 ini
menunjukan jika kita sudah sangat baersiap.
Mereka-mereka yang terpilih pada akhirnya mesti hadir ke
Jakarta. Termasuk penulis sendiri. Penulis diberikan kesempatan untuk mewakili
Jawa Barat. Disini, Penulis bertemu dengan 67 orang lain dari berbagai provinsi
yang ada di Indonesia. Ini kali kedua bagi penulis bertemu orang-orang dari
berbagai kota di Indonesia. Kali pertama pada 2013 lalu. Saat ikut serta dalam
kegiatan wokshop kepenulisan pers mahasiswa nasional. Saat itu dan saat ini
penulis dihadapkan dengan teman-teman baru yang berasal dari sekujur Indonesia.
Uniknya baik dulu maupun saat ini kesanya masih sama. Penulis yakin jika
kemajemukan kita adalah sebuah kekuatan
Ditengah kesensitifan perbedaaan yang saat ini sedang
terjadi. Sebetulnya kita mesti melihat sisi lain. Dimana lagi ada negara
sekompleks Indonesia? Beda suku, beda
pulau, beda adat sampai beda bahasa. Nyaris tidak ada. Coba tengok China.
Negara terbesar didunia yang jadi raja olahraga Asia itu satu negara
menggunakan bahasa yang sama. Dari suku yang sama pula. Monoton. Sama pula
dengan Iran, India, Saudi Arabia, Thailand atau Uzbekistan. Mereka berdiri
sebagai sebuah negara tunggal.
Malam itu (15/8) Saya bertemu Ferri dari NTT. Dia duduk
disebelah kiri saya ketika acara Writingthon Asian Games 2018 bersama Bitread
dan Kominfo baru saja dimulai. Kita bisa
bercerita dengan satu pandangan yang sama. Juga dengan Darwin, wakil Sulawesi
Selatan yang juga tak kalah asik untuk berbicara tentang banyak hal. Ada juga Natalia.
Gadis Papua dengan semangat yang luar biasa. Dia juga bercerita banyak tentang
daerahnya yang selalu asik untuk dibahas. Penulis satu kamar dengan Ma’ul
wartawan asal Kalimantan Timur. Domisili kami yang teramat jauh tidak membuat
pembicaraan jadi kikuk. Sebaliknya kami teramat cair. Bicara tentang banyak hal
dari daerah kami. Sebuah hal yang membuat penulis semakin yakin jika sebetulnya
perbedaan tidak harus disikapi dengan saling gotot-gototan. Tapi bisa juga
dengan keceriaan. Tinggal mau melihat dari sisi mana kita berangkat dalam
berpikir dan berbicara. Ini masalah perspektif. Ketika ego sudah diredam, Maka
lupa sudah semua perbedaan, yang tersisa hanya keindonesiaan. Sebuah kesamaan
yang akhirnya membuat kita terlalu kuat
Majemuk itulah Modal
Kita di Asian Games
Ya, majemuk itulah modal kita di Asian Games kali ini. Atlet
kita hadir dari Sabang sampai Merauke. Dengan segala perbedaan tapi satu niat.
Mencipta Indonesia juara. Sebisa mungkin mengibarkan bendera merah putih
ditiang tertinggi. Sebuah semangat yang agaknya tak akan bisa kita temui dari
negara lain. Indonesia, inilah kesempatan kita. Kandang kita, lupakan sejenak
perbedaan dan mari saling berpegangan. Saling bersanding, bertanding dan rebut
emas untuk indonesia juara
Ayo dukung bersama Asian Games. Kita buktikan pada Asia
bahwa majemuk kita adalah kekuatan bangsa
Komentar
Posting Komentar