Langsung ke konten utama

Saat Tayangan Bola Hilang, Mimpi Menjadi Pesepak Bola Ikut Melayang?



Ada satu hal yang membuat Jepang begitu superior dalam hal Sepak Bola setidknya di Kawasan Asia. Negara Matahari terbit itu selalu jadi langganan piala dunia bahkan selalu menjadi tim favorit tiap gelaran piala asia dilangsungkan. Selain itu bersama Korea Selatan, Jepang menjadi salah satu negara dari asia paling tinggi peringkatnya di FIFA

Jepang melakukan pembibitan pemain muda dengan matang. Tak hanya membuat kompetisi dan terus mencari bakat-bakat terbaik kepelosok negeri. Jepang juga merangsang pola pikir anak-anak disana untuk mencintai Sepak Bola menggunakan anime berjudul Kapten Tsubatsa. Sedikit banyak anak-anak di Jepang menjadi ingin seperti Tsubatsa. berkeliling dunia menjadi pemain bintang asal jepang pertama yang menjuarai sejumlah gelar di benua biru

Bahkan, bukan hanya anak-anak jepang saja. Anime ini juga di putar dibanyak negara. Indonesia adalah salah satunya. Dan tentu bagi anak tahun 90an menonton anime kapten tsubatsa adalah memupuk mimpi untuk jadi pemain terkenal. Di Spanyol anime ini juga di putar. Dan kalau kamu tahu jika Fernando Torres adalah salah satu legenda sepak bola Spanyol. Maka karena Tsubatsalah karirnya berasal. Ya, Fernando Tores selalu ingin menjadi Tsubatsa, ia terus termotivasi hingga akhinya, pemain klub Athletico madrid itu menjadi bintang seperti sekarang.

Kembali ke Indonesia. Motivasi itu kini mulai memudar seiring kepentingan segelintir orang meraup untung sebanyak-banyaknya lewat media televisi. Dulu, kita amat sangat mudah menonton bola. Mau nonton liga inggris tinggal pindah ke chanel A. Mau lihat liga italia, tinggal pindah ke chanel B, mau lihat liga spanyol juga tinggal pindah ke chanel C. Bahkan chanel A, B dan C itu juga menayangkan di jam-jam prime time.

Sekarang? jangankan jam prime time. Jam malam saja tv-tv di Indonesia sudah ogah untuk menayangkan. Kebanyakan kita dipaksa harus streaming untuk menonton tim kesayangan berlaga. Hasilnya?euforia anak-anak kecil kita terhadap sepak bola tentu menurun. Mereka barangkali hanya tahu Messi, Ronaldo atau Essien saja. Karena yang tayang di tv dan sering di eksplor media hanya tim-tim tertentu saja.

Jepang menayangkan Kapten Tsubatsa sudah sejak tahun 80an. Indonesia di tahun ini justru lebih banyak menayangkan acara-acara cengeng yang tidak ada imbasnya baiknya bagi apapun. Bukan Cuma itu, beberapa konten tv dari luar (india) tambah membanjiri. Ruang untuk anak-anak kita melihat sesuatu yang bisa menjadi mimpinya itu kini terbatasi. Semoga saja di tahun mendatang tayangan pertandingan sepak bola kembali ke tv tanah air. Dan semoga bukan Cuma sepak bola. Bulu tangkis, bola basket, tenis bahkan sampai catur juga punya tempat di media televisi Indonesia. sebab olahraga bukan hanya perkara rating.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kala Pianis Asal Garut Harumkan Nama Indonesia di Kompetisi Dunia

Ada sekitar 2000 lampu bergelantung yang mengilat asal Austria, marmer-marmer kokoh pemberian Italia, cermin jumbo kualitas terbaik dari Belgia, pohon dedalu yang rimbun hibahan Kerajaan Britania Raya dan tentunya bangunan megah khas negeri adidaya. Disebuah bangunan kesenian bersejarah paling prestisius di Amerika Serikat itu, seorang pria kelahiran Garut melangkah, dengan setelan jas rapih dan rambut klimis, dia berhasil masuk dengan tepuk tangan yang riuh dan keluar dengan membuat seisi bangunan terpukau. Siapa dia sebenarnya? Barangkali bagi mereka yang menggemari dunia kesenian, akan sangat memimpikan tampil di John F Kennedy Center. Sebuah simbol kesenian masyarakat Amerika yang dibangun tepat di jantung negara, Washington DC. Setiap hari, kegiatan berkesian digaungkan disana. Ada banyak musisi yang tampil dan ada lebih banyak penonton yang melihat. Dari banyak musisi yang berhasil tampil disana. Barangkali Kasyfi Kalyasyena adalah musisi pertama asal Indonesia yang...

Bukan Cuma Narkoba, Ternyata Gula Juga Bisa Bikin Sakaw!

Selama ini kita ‘kecanduan’ biasanya selalu berkaitan dengan sesuatu yang negatif. Kata kecanduan erat kaitanya dengan kata bernilai minus lain seperti ‘kecanduan narkoba’ atau ‘kecanduan rokok’ padahal apapun yang membuat kita senang dan membuat kita melakukanya berkali-kali juga patut disebut kecanduan. Termasuk mengonsumsi gula Yap. Siapa yang tidak suka gula? banyak sekali makanan yang menyisikan oemanis alami ini sebagai bahan dasarnya. Apalagi kalau sudah masuk ke ranah cemilan atau kue-kue-an. Penggunaan gula sudah saklek dan tidak bisa ditawar lagi. Tak banyak yang bisa dilakukan pedang kue tanpa gula. Maka berterimakasilhla kita semua pada petani tebu dan para petani bahan dasar gula lainnya Faktanya seseorang terpikat melakukan sesuatu dan mengulanginya terus menerus oleh sebab dirinya bahagia meklakukannya . Begini, dalam otak manusia ada yang disebut dengan sistem imbalan atau orang-orang pintar menyebutnya dengan dopamin mesolimbik. Nah, saat diri kita merasa pe...