Langsung ke konten utama

Melihat Website Indozone.id, Situs Cemerlang Kiblat Info Milenial





“oke rapat kita tutup ya, kita berkiblat sama Indozone aja untuk saat ini” begitu kata temen saya ketika menutup rapat saat saya dan sejumlah teman saya ‘nekat’ mau buat media.

Dulu sekitar tahun 2016 ketika saya baru saja lulus kuliah, saya dan beberapa teman lain mencoba untuk berdikari dalam membuat media sendiri di Cirebon. Kami tidak ingin menjadi media yang punya keberpihakan politik, tapi kami ingin menjadi media yang informatif dan juga menghibur. Maka dipilihlah Indozone sebagai rujukan. Meski begitu, usaha yang sudah kita bangun lebih dari setahun akhirnya gulung tikar. Akhirnya saya coba buat mencari pekerjaan, sampai akhirnya bertemulah saya dengan seorang pengusaha muda di Cirebon. Dia ajak saya join untuk jadi penulis di media yang dia dirikan

Saya masih ingat kata-kata dia ketika awal bertemu di kantornya yang berbentuk rumah. Saat itu dia bilang jika media sekarang memang harus bisa mencerahkan sekaligus mengibur.

“ Ya untuk saat ini media kita ini memang ingin seperti indozone, makanya kita buat segmen-segmen khusus mulai film, musik, games dan lain-lain. Enak Indozone tuh simple tapi berkualitas” begitu kata dia

Dulu waktu kuliah komunikasi. Dosen saya bilang kalau media itu punya empat fungsi. Untuk menginformasikan, menghibur, menjadi kontrol sosial dan mengedukasi. Empat poin itu  bisa jadi menonjol disalah satunya atau dibuat seimbang. Makanya ketika kita lihat televisi, kita bisa melihat pembagian dari fungsi media tadi. Tv yang ‘oke’ mungkin lebih senang menghibur. TV number one dia lebih condong menjadi kontrol sosial. Beda lagi dengan tv-nya pak Mentri Pariwisata. Dia lebih condong untuk mengedepankan edukasi sebagai garis merah bisnis medianya. Waktu saya ngelamar disana, dia pernah terang-terangan bilang gitu.

Diluar dari persaingan itu semua. Fungsi media yang paling utama tetaplah menginformasikan. Entah caranya sembari menghibur, mengedukasi atau infonya digubah jadi kontrol sosial. Informasi adalah nadi utama dari geliat media masa yang kian hari kian maju. Apalagi dengan adanya sosial media. Informasi yang akurat jadi kata yang mesti ditebalkan. Bukan sebuah hal yang mudah hari ini mencari informasi yang bersumber pasti. Hoax sudah mudah bertebaran. Hinggap di Instagram, facebook dan grup whatsapp orang tua kita. Melawan hoax sama halnya dengan melawan narkoba. Sulit. Tapi bukan berarti tidak mungkin. Karena itu nadi informasi yang akurat sekarang jadi ‘jualan’ media.

Bicara soal media sosial. Juga bicara soal pengalaman saya beberapa tahun terakhir kerja sebagai penulis konten, hal itu membuat saya agak tidak percaya diri untuk membaca sebuah berita dari medsos. Siapapun bisa mengunggah. Siapapun bisa bicara kalau yang dia unggah adalah hal yang benar. Maka dari itu, kadang kita butuh filter untuk membaca sebuah informasi di media sosial. Dan dari situ saya sadar kalau teman saya yang memimpin rapat saat itu dan atasan saya setelahnya memang bicara benar. Indozone bisa jadi jawaban dari keraguan saya dalam membaca media di media sosial

Indozone ini bisa dibilang melakukan trobosan brilian. Menjadi mediagram yang kemudian berkibar dan jadi kiblat bagi banyak perusahaan sejenis. Meski begitu, sepertinya agak susah untuk menandingi kebesaran Indozone. Karena media yang satu ini begitu serius dalam menyajikan berita. Bahkan, kini Indozone punya banyak rubrik yang membahas sebuah topik dengan lebih detail. Mulai dari Indozonemusic, Indozonemovie, indozonehelath,  indozonetravel dan masih banyak lagi. Pemetaan itu membuat kita sebagai pembaca jadi lebih mudah menemukan bacaan yang sesuai dengan minat kita

Satu hal lagi yang menarik dan rasanya sukar ditandingi oleh para pesaing Indozone. Mereka jarang bahkan nyaris tidak pernah menggunakan judul-judul dengan kalimat boombastis bernada clickbait. Betul, clickbait memang tengah menemui jamannya saat ini. Jika sebuah media ingin bertahan, maka judul yang clicbait harus jadi awalan. Karenanya, klik-klik dari para pengunjung akan melimpah. Ujungnya adalah jumlah kunjungan yang berlipat ganda. Jika sudah begini, media dengan mudah menjual sisi-sisi lamannya untuk iklan dengan dalih medianya sudah dikunjungi banyak orang. Hal itu tidak dilakukan oleh Indozone. Media ini menyajikan berita dengan apa adanya.  Tidak dilebih-lebihkan juga tidak dikurang-kurangkan. Konsistensi ini yang kemudian membuat banyak orang percaya. Hasilnya jutaan orang mengikuti instagram mereka dan sepertinya akan terus bertambah

Merambah Dunia Website




Saya mau jujur, saya tidak tahu mana yang lebih dulu hadir. Website dulu atau instagramnya dulu. Setau saya, Indozone sangat berkibar di dunia Instagram dan baru beberapa waktu terakhir saya mulai mendapat link-link berita yang mengarah pada website Indozone. Meski begitu, web Indozone ini harus dibilang begitu cemerlang. Saya mungkin akan memberi nilai 9 untuk web ini. Kenapa?

Website yang Rapih

Saya paling malas jika sebuah website dibuat dengan tidak rapih, tulisan dimana-mana. Rubrik yang campur aduk, pop up yang memaksa terus menerus dan iklan-iklan yang membuat saya tidak dapat membaca dengan nyaman. Indozone kebalikannya. Saya nyaris tidak melihat iklan di websitenya. Bersih! Bukan cuma iklan, web indozone.id ini juga tidak memiliki pop up yang muncul dengan memaksa. Sangat jarang sebuah website dengan trafik pembaca yang begitu bejubel. Mengesampingkan ruang untuk iklan atau pop up berlangganan. Salut untuk tim indozone.



Cepat dan Tepat

Soal isi konten. Kita harus sepakat jika Indozone ini jagoannya. Seperti halnya diranah Instagram, Indozone juga menampilkan begitu banyak rubrik yang mereka poskan dengan sangat rapih. Mau berita soal kesehatan tinggal klik, berita bola tinggal buka, mau soal apa yang sedang terjadi saat ini tinggal lihat atau mau baca berita politik juga ada. Lengkap. Dan angkat topi untuk para penulis konten di Indozone yang saya pikir punya kemampuan menulis sangat baik. Mereka mampu menulis konten-konten dengan cepat dengan keakuratan berita yang masih bisa dipertanggung jawabkan. Ini tentu modal baik bagi sebuah media. Bagaimanapun kredibilitas diatas segalannya dan Indozone boleh menengadahkan leher untuk itu.

Selain cepat dalam hal meramu berita, saya harus akui jika website Indozone.id cukup cepat untuk dibuka. Jika menurut riset, seseorang akan menunggu paling lama 10 detik dalam membuka web, saya mencobanya dan menghitungnya sendiri dengan dua ponsel berbeda dan dengan koneksi dari dua provider berbeda. Hasilnya sama, sekitar 3,5 detik saja untuk publik mengakses indozone.id. Tidak mau buru-buru puas, saya coba membuka via desktop. Hasilnya? Sama saja!  jadi saya harus bilang jika Indozone adalah situs berita paling kekinian. Segar, cepat namun bertanggung jawab

Gaya Penulisan yang Mudah Dicerna

Nah ini yang saya bilang sejak tadi, ada banyak website yang menuntut para penulisnya untuk menulis secara cepat namun berujung pada banyaknya typo, sumbernya mengambang dan struktur bahasannya kacau. Kalau sudah begini, tentu pembaca bakal tidak betah untuk berlama-lama membaca situs tersebut. Beda dengan indozone yang menyampaikanya dengan tata. Dengan tidak terburu-buru dan tidak berlebihan ketika menyampaikan. Tentu pembaca jadi nyaman dalam membaca dan tidak buru-buru ingin menemukan inti dari tulisan tersebut. Bonusnya, banyak pembaca yang tidak akan menghabiskan satu artikel saja. Bisa lebih dari itu. Semua karena konten dibangun dengan baik. Dicari dengan detail dan dijabarkan dengan kaidah yang baik. Indozone.id ini punya kualitas yang sangat baik soal penulisan

Infografik dan Videografik



Sampai akhirnya, ketika saya sudah begitu senang dengan website indozone ini saya menemukan satu rubrik yang berhasil buat saya berhenti dan menguliknya lebih lama. Pertama Infografik kedua Videografik. Keduanya memang sedang jaman-jamannya saat ini. Dan saya sangat kepincut dengan infografik yang dibuat oleh tim Indozone. Saya benar-benar ingin bilang “ko anda keren banget” ke desain grafis yang buat infografik-infografik. Saya yakin mungkin di meja redaksi, infografik yang disodorkan berasal dari hasil diskusi yang matang dan mungkin dengan revisi yang berlarut. Tapi hasilnya emang patut diacungi jempol. Rapih dan lugas. Info yang diberi sampai pada pembaca.

Pun begitu dengan videografiknya. Pemilihan gambar dan kata-kata yang pas buat saya jadi gak berhenti buat nonton video-video lainnya. Sialan! kalau gak inget kuota mungkin saya sudah menyita waktu untuk lebih dari satu jam hanya untuk nonton video di Indozone.id

Membayangkan Indozone Sebagai Media Waralaba



Saya tidak tahu apakah istilah waralaba ini tepat atau tidak. Tapi saya membayangkan jika kedepan Indozone bisa hadir disetiap kota di Indonesia. Menjadi wadah informasi warga  yang menghibur dan uptodate. Saya cukup yakin, ada banyak hal unik dan menarik disetiap daerah. Hal yang tidak terlalu berhasil diexpose oleh media mainstream lain. Kalau saja Indozone bisa melebarkan sayapnya dengan membuka korespondensi di berbagai kota di Indonesia. Mungkin info unik dan menarik khas daerah di Indonesia tersebut dapat lebih dikenal luas oleh publik. Karena suka tidak suka, media kita hari ini terlalu berkiblat pada Jakarta. Segala hal yang terjadi di Jakarta dapat jauh lebih mudah tersebar luas. Contoh, apa yang terjadi pada kasus ‘Kopi Jesica’ beberapa waktu lalu, mungkin tak akan terlalu terekspos oleh publik jika tejadi di Kotamobagu Sulawesi Utara. Artinya apa? hari ini Indonesia tidak hanya membutuhkan sekedar media yang dapat memberikan info segar dan minim judul lebay. tapi juga sebuah media yang dapat menyentuh kabupaten-kabupaten paling dalam di Indonesia. Kenapa? karena mereka juga patut disapa. Sampai sejauh ini, saya masih yakin. Indozone dapat melakukanya. Menyiarkan berita menarik dari sekujur pulau-pulau di Indonesia

Akhirnya, seraya merayakan hari jadi Indozone yang ke lima. Segala harap saya sampaikan. Supaya Indonzone jadi media yang jauh lebih baik. Tetap konsiten dengan idealismenya. Jangan berhenti untuk terus berkarya, berinovasi, serta berpikir diluar orang-orang kebanyakan. Sebab Indozone satu-satunya media di Indonesia yang tidak sekedar dapat diterima oleh generasi muda Indonesia, tapi juga berhasil menjalin keterikatan dengan mereka para milenial dan genersi z. Selamat menua Indozone





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kala Pianis Asal Garut Harumkan Nama Indonesia di Kompetisi Dunia

Ada sekitar 2000 lampu bergelantung yang mengilat asal Austria, marmer-marmer kokoh pemberian Italia, cermin jumbo kualitas terbaik dari Belgia, pohon dedalu yang rimbun hibahan Kerajaan Britania Raya dan tentunya bangunan megah khas negeri adidaya. Disebuah bangunan kesenian bersejarah paling prestisius di Amerika Serikat itu, seorang pria kelahiran Garut melangkah, dengan setelan jas rapih dan rambut klimis, dia berhasil masuk dengan tepuk tangan yang riuh dan keluar dengan membuat seisi bangunan terpukau. Siapa dia sebenarnya? Barangkali bagi mereka yang menggemari dunia kesenian, akan sangat memimpikan tampil di John F Kennedy Center. Sebuah simbol kesenian masyarakat Amerika yang dibangun tepat di jantung negara, Washington DC. Setiap hari, kegiatan berkesian digaungkan disana. Ada banyak musisi yang tampil dan ada lebih banyak penonton yang melihat. Dari banyak musisi yang berhasil tampil disana. Barangkali Kasyfi Kalyasyena adalah musisi pertama asal Indonesia yang...

Saat Tayangan Bola Hilang, Mimpi Menjadi Pesepak Bola Ikut Melayang?

Ada satu hal yang membuat Jepang begitu superior dalam hal Sepak Bola setidknya di Kawasan Asia. Negara Matahari terbit itu selalu jadi langganan piala dunia bahkan selalu menjadi tim favorit tiap gelaran piala asia dilangsungkan. Selain itu bersama Korea Selatan, Jepang menjadi salah satu negara dari asia paling tinggi peringkatnya di FIFA Jepang melakukan pembibitan pemain muda dengan matang. Tak hanya membuat kompetisi dan terus mencari bakat-bakat terbaik kepelosok negeri. Jepang juga merangsang pola pikir anak-anak disana untuk mencintai Sepak Bola menggunakan anime berjudul Kapten Tsubatsa. Sedikit banyak anak-anak di Jepang menjadi ingin seperti Tsubatsa. berkeliling dunia menjadi pemain bintang asal jepang pertama yang menjuarai sejumlah gelar di benua biru Bahkan, bukan hanya anak-anak jepang saja. Anime ini juga di putar dibanyak negara. Indonesia adalah salah satunya. Dan tentu bagi anak tahun 90an menonton anime kapten tsubatsa adalah memupuk mimpi untuk jadi...

Bukan Cuma Narkoba, Ternyata Gula Juga Bisa Bikin Sakaw!

Selama ini kita ‘kecanduan’ biasanya selalu berkaitan dengan sesuatu yang negatif. Kata kecanduan erat kaitanya dengan kata bernilai minus lain seperti ‘kecanduan narkoba’ atau ‘kecanduan rokok’ padahal apapun yang membuat kita senang dan membuat kita melakukanya berkali-kali juga patut disebut kecanduan. Termasuk mengonsumsi gula Yap. Siapa yang tidak suka gula? banyak sekali makanan yang menyisikan oemanis alami ini sebagai bahan dasarnya. Apalagi kalau sudah masuk ke ranah cemilan atau kue-kue-an. Penggunaan gula sudah saklek dan tidak bisa ditawar lagi. Tak banyak yang bisa dilakukan pedang kue tanpa gula. Maka berterimakasilhla kita semua pada petani tebu dan para petani bahan dasar gula lainnya Faktanya seseorang terpikat melakukan sesuatu dan mengulanginya terus menerus oleh sebab dirinya bahagia meklakukannya . Begini, dalam otak manusia ada yang disebut dengan sistem imbalan atau orang-orang pintar menyebutnya dengan dopamin mesolimbik. Nah, saat diri kita merasa pe...