Dan gelaran Asian games yang penuh gempita itu akhirnya
rampung digelar. Ajang empat tahunan ini diluar dugaan sukses diselenggarakan.
Puluhan negara, ribuan atlet, belasan ribu penonton benar-benar menikmati dua
minggu yang semarak. Bahkan ketika Asian Games telah berakhir, semaraknya masih
menempel. Aroma semangat bertanding untuk mengharumkan nama bangsa masih begitu
terasa.
Sebetulnya kalau kita mau inget-inget, sebelum asian games
dimulai banyak orang yang memicingkan mata. Sekedar tidak percaya jika Asian
Games akan mulus diselenggarakan. Dan tak percaya kalau kontingen kita bisa
merebut medali sebanyak itu. Bayangkan 31 medali emas digondol. Total 98 medali
direbut oleh atlet kita. Merah putih berkibar di venue-venue yang berada di Jakarta, Sumatera Selatan dan Jawa Barat.
Lagu Indonesia raya berkumandang teramat sering. Bahkan sampai-sampai atlet
Bola Tangan Iraq sedikit hafal dengan lagu kebangsaan kita. Sesuatu yang
seharusnya membuat kita begitu tersentuh
Dunia memuji. Media-media luar negeri dengan heboh
menuliskan judul dengan tulisan tebal dan besar kalau Indonesia telah sukses
menggelar Asian Games dengan baik. Bahkan, banyak yang menilai jika Asian Games
2022 nanti standarnya naik. Yap, negara kita ini yang membuat ajang Asian Games
jadi punya standar baru.
Dan kita juga masih ingat dengan berbagai macam selentingan
yang ditujukan pada semua elemen. Mulai dari pemerintah pusat. Yap, Jokowi dan
kawan-kawan dinilai tak akan sanggup mengejar proyek infrasturktur untuk
gelaran Asian Games. Apalagi kalau kita ingat, sebetulnya yang apat jatah untuk
menyelenggarakan Asian Games adalah Vietnam, namun akhirnya mereka mundur dan
Indonesia dengan penuh resiko mengambilnya. Hanya empat tahun waktu yang dimiliki,
sebuah perjudian memang. Namun nyatanya kita memenangkan perjudian
Memang kita harus akui jika proyek infrastuktur pada
akhirnya tak 100 persen terkejar. Masih ada yang mangkrak, belum rampung dan
belum bisa digunakan dengan baik. Tapi, siapa peduli? Nyatan kita seakan dibuat
lupa ketika Asian Games dimulai dan segala peerjaan yang mangkrak itu seperti
hilang tertiup angin, berganti riuh rendah penonton yang gila akan pertandingan.
Kalau anda belum lupa ingatan, sebelum Asian Games
berlangsung banyak yang berkelakar jika Indonesia tak mungkin mencapai target
medali. Dan bertengger di 10 besar. Nyatanya, diakhir Asian Games, kita jauh
melampaui target. Ini membuktikan jika kita memang bisa menjadi sebuah bangsa
yang diperhitungkan dalam bidang olahraga.
Betul, diluar sana masih teramat banyak yang bilang kalau
prestasi itu biasa saja. Toh kita ini tuan rumah, sudah pasti ada keistimewaan
sendiri dalam berlaga. Eits nanti dulu, ini Asian Games, bukan tarkam. Semuanya
disiapkan oleh Dewan Olimpiade Asia. Dari wasit sampe pengawas pertandingan
semua tanggung jawab mereka bukan kita sebagai tuan rumah. Tugas kita hanya
menyediakan sarana dan prasarana dan melayani mereka dengan baik.
Betul juga, diluar sana banyak sekali yang billang, “ah
mayoritas emas kan didapat dari olahraga pilihan Indonesia” Betul! Jadi gini,
setiap tuan rumah boleh menentukan olahraga apa saja yang ingin dimasukan untuk
dipertandingkan. Kita punya hak untuk memilih cabang olahraga yang memang kita
unggul. Ada batasannya. Dan di Asian Games sekarang Indonesia memasukan cbang
olahraga semacam Pencak Silat, Paralayang, Jet Ski sampai Panjat Dinding. Dan
berhasil! semuanya menyumbang emas untuk Indonesia. Terutama pencak silat,
disapu bersih semua emas oleh kontingen kita
Ya tidak ada salahnya Indonesia memasukan beberapa cababg
olahraga unggulan. Toh memang itu keistimewaan tuan rumah, siapapaun tuan
rumahnya pasti melakukan itu. boleh memilih cabor favorit untuk mendulang emas
sebanyak-banyaknya. Yang salah adalah ketika sudah memasukan cabor favorit dan
minim prestasi. Ini yang harusnya diolok-olok. Jadi kenapa misuh-misuh untuk
hal yang lumrah?
Kita sejatinya lupa kalau sebelum Asian Games dimulai, banyak
persoalan menyeruak. Salah satu yang paling santer terdengar adalah kelayakan
Wisma Atlet, banyak yang sebelumnya mengira kalau proyek kampung atlet tak akan
layak dipakai oleh atlet-atlet se-Asia. Nyatanya, mereka justru sangat kerasan
dan menganggap jika Indonesia telah membuat terobosan yang luar biasa dengan
mendirikan kampung atlet sendiri.
Masih ingat dengan kali item? atau jangan-jangan sudah lupa?
Yap Gubernur Anies Baswedan sempet memberi kejutan dengan menutupi kali item,
supaya baunya tidak menyengat dan mengganggu atlet. Cibiran hadir dimana-mana.
Tapi ketika Asian Games berlangsung, mana beritanya? menguap, hilang begitu
saja. Kita memang terkadang mesti melupakan hal-hal sepele yang
dibesar-besarkan. Habis energi kita
untuk membahas hal-hal yang kemudian tak hangat lagi untuk dibahas.
Pun dengan ganjil genap, entahlah penulis bukan orang
jakarta. Tak begitu mengerti berpayah-payahnya aturan itu diterapkan dan
menggangu mereka pengguna jalan untuk dapat lancar diperjalanan. Nyatanya kita
bisa melewati aturan ganjil genap dengan baik. Tak ada protes berarti dan
membuat gelaran Asian Games 2018 jadi jauh lebih lancar
Juga tentang pembukaan dan penutupan asian games yang
teramat memukau. Jutaan orang mungkin tak bisa menutup mulut melihat kerennya
penampilan anak bangsa dimata dunia. Eksotisme kebudayaan berpadu manis dengan
sentuhan kekinian. Itulah Indonesia dalam pembukaan dan penutupan asian games.
Salut.
Sadar tidak sadar, kesuksesan ini didapat atas kerjasama
yang baik antara koalisi pemerintah pusat dan koalisi pemerintah daerah yang
notabenenya tak sejalur. Mereka sering terlihat gotot-gototan. Tapi nyatanya
kalau mau meredam satu sama lain. Bisa juga kita bersinar. Penulis harus bilang
kalau Asian Games ini adalah kemenangan dan kebahagiaan kita semua. Mari
rayakan dengan penuh khidmat.
Asian Games 2018 memang nihil celah untuk dikritisi dan
teramat melimpah akan prestasi, Selamat. Dan kini ayo songsong olimpiade Tokyo 2020
rebut medali sebanyak-banyaknya. Juga
busungkan dada untuk bersiap dan besolek kembali supaya 2032 nanti ajang
olahraga tertinggi didunia itu benar-benar hadir di Indonesia. Dan pada waktunya nanti kita akan sama-sama
bilang. Ini Indonesia Bung!
Komentar
Posting Komentar